Review Jurnal

 

Seni Rupaadalah ungkapan sebagai respon seniman akibat persepsi (pengamatan) dan diungkapkan secara visual (dituangkan ke dalam bentuk seni yang berunsurkan obyekobyek visual).

 

Resensi menurut Panuti Sudjiman (1984) adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. Resensi dalam bahasa Inggris disebut dengan Review.

 

Di bawah ini saya akan mengulas beberapa jurnal berdasarkan teori ilmiah yang ada.

 

 

Jurnal Pertama

 

Judul                                      : ANALISIS SEMIOTIKA POSTER FILM “PENGABDI SETAN” 2017

 

Karya                                    :  Aulia Cika Hindarti, Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan                                                          Desain, Universitas Negeri Makassar

 

Objek                                      :  Poster Film “Pengabdi Setan” 2017

 

Pendekatan                            :  Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif

 

Teori                                      :  Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes (1915-1980) yaitu sebuah ilmu yang mengkaji tanda-tanda yaitu denotasi dan konotasi. Serta menggunakan teori Verbal dan Aspek Visual yang dikemukakan oleh Dyer (1986) yang digunakan untuk menganalisis tanda-tanda poster verbal dan visual.

 

Metode dan Analisis             

            Penelitian ini juga berdasar dari pengumpulan data berupa jurnal, artikel, web ataupun buku dengan topik pembahasan yang sama kemudian menelaah dan mendeskripsikan makna verbal dan visual dalam artikel.

            Analisis difokuskan pada tanda-tanda verbal dan visual dan pesan-pesan tersirat oleh tandatanda pada iklan poster film yang dikemukakan Roland Barthes (1915-1980) yaitu sebuah ilmu yang mengkaji tanda-tanda yang ada di dalam suatu poster film Pengabdi Setan, dan juga menggunakan teori Verbal dan Aspek Visual yang dikemukakan oleh Dyer (1986) yang digunakan untuk menganalisis tanda-tanda poster verbal dan visual

 

Kesimpulan               

            Berdasarkan poster yang berjudul “Pengabdi Setan”, ada dua aspek yang dirumuskan dalam poster ini yaitu aspek verbal dan aspek visual. Aspek verbal merujuk pada tanda-tanda verbal, yaitu dibagi menjadi beberapa kategori, seperti: tentang judul film, tanggal rilis film, tempat untuk menonton, distributor film, namanama pemain film serta slogan/tagline yang menjadi penggugah penonton. Sedangkan aspek visual merujuk pada aspek visual yang terdiri dari elemen warna dengan dominan warna hitam, bentuk, posisi, dan latar belakang suasana malam gelap dan mencekam.

 

 

 

Hal yang Bisa Saya Pelajari

            Hal yang bisa kita pelajari setelah mengulas jurnal tersebut adalah pembuatan poster film juga memperhatikan penggunaan simbol atau tanda-tanda semiotika baik oleh aspek verbal maupun visual yang memiliki beberapa tujuan penting, salah satunya sebagai penyampaian informasi kepada audience tentang film yang akan ditayangkan.

 

Sumber

https://www.academia.edu/download/63428738/FIX_ANALISIS_SEMIOTIKA_POSTER_FILM_PENGABDI_SETAN_Aulia_Cika_1886140013_A20200526-96894-gfx370.pdf

 

 

 

 

Jurnal Kedua

 

Judul                                      :  KESENIAN REYOG PONOROGO DALAM TEORI FUNGSIONALISME

 

Karya                                     :  Imam Kristianto, Institut Seni Indonesia Surakarta

 

Objek                                      :  Reyog Ponorogo

 

Pendekatan                            :  Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan                                                            pendekatan seni pertunjukan dan antropologi.

 

Teori                                       :  Teori Fungsionalisme

 

Metode dan Analisis             

            Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data diskritif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapatdiamati (Lex J. Meleong, 1998: 3). Analisis data kualitatif dilakukan secara sistematisdan serempak mulai dari proses pengumpulan data, mereduksi, mengklarifikasi,mendiskripsikan dan menyimpulkan serta meginterpretasikan semua informasi secaraselektif (Matthew B. Miles dan Michael A. Huberman, 1992: 10).

           

Kesimpulan               

            Dengan memperhatiakan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis fungsi, hubungan antara unsur-unsur atau bagian-bagian dapat dilakukan dalam analisis kesenian dalam hal ini adalah Reyog Ponorogo. Analisis yang memperhatikan kaitan unsur atau bagian yang membentuk satu kesatuan yang utuh adalah unsur-unsurhingga terlaksananya penyajian Reyog Ponorogo. Ada berbagai model analisis fungsionalisme, hal yang demikian betapa luasnya pengertian fungsionalisme.

            Sedangkan model analisis yang digunakan sangat ditentukan oleh objek (Reyog Ponorogo sebagai objeknya). Prinsip dasar fungsionalisme bahwa, kesenian (Reyog Ponorogo) merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang terjalin erat (dalam hal ini telah dibahas simbol dalam Reyog, agama, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, birokrasi, dan estetika). Unsur-unsur tersebut tidak memiliki fungsi atau makna sendiri lepas dari lainnya, melainkan sangat ditentukan oleh hubungan unsur dalam keseluruhan.

 

Hal yang Bisa Saya Pelajari

            Hal yang bisa kita pelajari dari jurnal tersebut adalah kesenian Reyog Ponorogo yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kita dapat mengetahui sejarah terciptanya Reyog Ponorogo hingga perkembangan keseniannya saat ini. Kiya juga dapat mengetahui fungsi pada kesenian Reyog Ponorogo ini memiliki delapan fungsi yaitu : Reyog Ponorogo sebagai simbol identitas budaya, agama, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, birokrasi, dan estetika ke tujuh fungsi tersebut memiliki substansi nilai-nilai dan makna yang terkandung didalamnya.

           

 

Sumber

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt/article/view/1171

 

 

 

 

 

Jurnal Ketiga

 

Judul                                      :  Kajian Estetika Poster Tadanori Yokoo – 1965

 

Karya                                     :  Yayah Rukiah, Program Studi Desain Komunikasi VisualFakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

 

Objek                                      :   Poster Tadanori Yakoo-1965

 

Pendekatan                            :   Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif.

 

Teori                                       :  Dalam penelitian ini saya menkaji salah satu contoh poster karya Yokoo Tadanori dengan menggunakan teori ikonografis dan ikonologis.

 

Metode dan Analisis 

            Metode yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif Deskriptif menggunakan Studi Naratif. Penelitian ini berfokus pada narasi, cerita, atau deskripsi tentang serangkaian peristiwa terkait dengan pengalaman seorang Tadanori Yokoo.Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi dan pengumpulan data melalui artikel. Analisisnya berpijak pada kronologi peristiwa yang menekankan pada titik-balik dalam kehidupan Tadanori Yakoo.           

           

Kesimpulan               

            Dalam poster Tadanori Yokoo yang berjudul Tadanori Yokoo 1965 tersebut terdapat beberapa dimensi, yaitu: dimensi historis, dimensi etika, dimensi psikologis, dimensi sosiologis dan dimensi komunikasi. Penulis melihat adanya sejarah di balik pembuatan posterini selain sejarah poster itu sendiri. Kalau dilihat dari sejarah pembuatannya, poster ini merupakan ekspresi Tadanori Yokoo akan hidupnya.       

 

Hal yang Bisa Saya Pelajari

            Setelah membaca jurnal tersebut saya dapat mempelajari kegunaan poster dan kaitannya dengan Desain Komunikasi Visual. Saya juga mempelajari bahwa poster ini juga sebagai alat komunikasi dengan masyarakat,karena poster yang baik itu haruskomunikatif, persuasif, informatif, danmenyertakan gambar, lukisan, atau sketsa yang dapat mendukung bunyi kalimat.

 

Sumber

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/view/716

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Semiotika dalam sehari-hari

Analisis Visual Branding Konten Digital Karin Novilda (Awkarin)